Monday, January 28, 2019

2 Hari di Labuan Bajo, Ada Kafe yang Disinggahi Valentino Rossi

Ramai penutupan Taman Nasional Komodo, jadi ingat satu perjalanan melingkari Labuan Bajo. Dari melihat berember-ember hasil tangkapan laut dari kapal nelayan yang baru berlabuh, sampai singgah dalam suatu kafe yang sempat disinggahi rider motor GP Valentino Rossi.

Di bawah ini agenda wisata saat dua hari di Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. . Hari Pertama: Tempat Pelelangan Ikan , Pagi-pagi benar, kehidupan kota di pesisir barat Nusa Tenggara Timur itu mulai kentara. Nelayan turun dari kapal membawa berember-ember ikan, mulai kerapu tungsing, kerapu batik, kue, cumi-cumi, sampai tuna. Penjual hasil laut telah berjajar dengan mejanya semasing.

Baca Juga : Band Rock Legendaris dengan Band Rock Indonesia

Timbang-menimbang, tawar-menawar, pun kadang-kadang sama-sama lempar candaan berlangsung, menghidupkan situasi pagi. Nyanyian alam: ombak serta deru kapal yang menepi, ikut meramaikan jual-beli. Ikan-ikan besar nun fresh di jual dengan harga yang begitu murah. Tuna sebesar 15 kg, contohnya, dilelang tidak sampai Rp 400 ribu.

Semakin menyelisik ke, kehidupan asli penduduk Labuan Bajo di Tempat Pelelangan Ikan, yang berada di Jalan Soekarno Hatta, persisnya dermaga nelayan Kampung Ujung, muncul, jadi panorama budaya yang menarik.

Di sini mereka bicara dalam bahasa Manggarai. Diluar itu, biasanya, mama-mama penjual ikan memperlihatkan rutinitas yang unik, yaitu menggunakan masker kuning dari kunyit untuk hindari hawa laut yang membikin kulit perih.

Jika jemu, pengunjung dapat coba jajanan pasar tradisionil yang pun ada, seperti kompyang yang pas disantap bersama dengan kopi.Ke arah tempat ini tidak terlalu susah. Cukuplah berjalan kaki seputar 15 menit dari sentral hotel di Kampung Tengah. Juga bisa naik ojek dengan cost Rp 5 ribu dari Bandar Hawa Komodo dengan waktu tempuh kurang dari 10 menit.

Bukit Sylvia. Dulunya, bukit ini tidak miliki nama. Sampai pada akhirnya salah satunya operator hotel membangun resor di lokasi itu dengan nama Sylvia Resort. Karena bukit itu masuk ruang ini, beberapa orang memberikan nama Bukit Sylvia. Tempatnya tidak terlalu jauh dari Bandara Komodo. Jika ditarik garis lurus cuma 5 km.. Jika berkendara dapat ditempuh dalam tempo kurang dari 20 menit. Akan tetapi jalan ke arah kesana cukuplah berlebihan serta berliku.

Simak Juga : Band Rock Terpopuler dan Lagu Terbaik Tentang Cinta

Buat ke arah puncak, pengunjung juga mesti trekking kira-kira 15 menit. Sampai diatas, peluh akan terbayar. Sejauh mata melihat, lanskap bukit-bukit Teletubbies tersaji. Pulau Bajo serta Pulau Monyet riil bisa diindera. Jika langit cerah, semu-semu Pulau Komodo dapat dijangkau oleh sejurus pandangan. Melihat dikit ke bagian matahari berpulang, Pulau Sabolo serta Kukusan jelas di depan.

Daratan Flores 360 derajat juga seolah melingkari badan. Tidak jauh dari Bukit Sylvia, ada pantai yang populer dengan keindahan pasir putihnya, yaitu Wai Cicu. Kemolekan pantai ini juga dapat diteropong dari puncak. Tidak butuh membayar uang retribusi untuk sampai ke tempat ini. Semua keindahan dapat di nikmati dengan gratis.

Festival Komodo. Festival ini memang teratur diselenggarakan setiap tahun serta biasanya diselenggarakan di bulan ke-2 atau ke-3. Pusatnya di lokasi Gua Batu Cermin, Labuan Bajo. Biasanya perayaan ini dimulai dengan parade patung Komodo dengan titik awal Kampung Ujung. Setelah itu, setiap malam, diselenggarakan pentas tari tradisionil, lagu-lagu daerah, serta tampilan group musik di panggung. Penduduk dapat menyaksikannya dengan gratis.

Saat berkunjung kesana, pertunjukan yang dapat di nikmati jam 19.00 sampai 22.00 pada saat itu ialah tari ca nai dari Sanggar Kreba Savana. Tari ini menceritakan kebersamaan penduduk Manggarai waktu menenun kain tradisionil. Belasan penari yang melenggak-lenggok di panggung biasanya masih tetap berumur belasan, baik wanita ataupun lelaki. Mereka datang dari semua lokasi di Manggarai, seperti Lembor.

Bajo Paradise , Tidak jauh dari Bukit Sylvia, seputar 10 menit berkendara, café ini jadi tempat yang harus didatangi traveler jika tengah berkunjung ke Bajo. Pemiliknya, Maxim, menjelaskan dibuatnya cafe semenjak 10 tahun lantas memang mempunyai tujuan mewadahi beberapa pendatang untuk nikmati malam atau sore ala pantai.

Simak Juga : Lagu Terpopuler Tentang Cinta dan Lagu Tentang Jatuh Cinta

Disaksikan dari bangunannya, Bajo Paradise memang langsung menghadap ke laut dengan panorama pulau-pulau berupa kukusan, kapal-kapal berlabuh, serta dermaga putih membujur mengarah bahar. Spot bar di ujung café jadi tempat favorite pelancong untuk nikmati kesyahduan Labuan Bajo.

Diluar itu, tiap-tiap jam 20.00, tetap ada sekumpulan group musik reggae menghibur pengunjung. Salah satunya penyanyinya, Karon Harum, miliki warna nada Rasta Bob Marley yang menonjolkan ciri-ciri ciri khas Jamaika. Lantunannya sukses membawa pengunjung merasuk ke situasi pesta laut malam hari. Nuansa demikian enak di nikmati dengan meneguk minuman ciri khas Flores, sopi, yang di jual disana, bersama dengan dengan kacang atau penganan mudah yang lain.

No comments:

Post a Comment